Rabu, 24 Oktober 2012

Standar Ganda Pembela Perempuan


Foto setengah bugil sopir maut Novi Amelia sesaat setelah ditangkap tersebar luas di media. Diduga diambil dan disebarkan oleh oknum polisi. Komnas Perempuan membela model bikini itu dan menilainya sebagai bentuk kekerasan seksual. Komisioner Andy Yentriyani menilai Novi  sedang dalam kondisi tak bisa mengontrol dirinya. Penyebarluasan itu bisa dikategorikan pelanggaran terhadap UU ITE dan hukum lainnya. 

Profesi Novi sebagai model pakaian dalam mengharuskannya untuk berpose setengah bugil di majalah dewasa pria. Foto-foto pornonya banyak beredar luas. Anehnya foto tersebut tidak dikatakan aksi pelecehan seksual/kekerasan seksual? Demikian pula jika aksi tersebut dilakukan oleh foto model atau artis porno lainnya, Mengapa tak pernah dicap eksploitasi seksual? Hal itu karena definisi ekploitasi lebih mendekati ¨keterpaksaan¨. Jadi, jika Novi foto secara sadar dan menjual posenya itu demi uang tidak dikategorikan eksploitasasi. Istilahnya menjadi lain yaitu pemberdayaan perempuan. Begitulah pandangan sekuler-liberal. Sikap ambigu para pembela HAM menunjukkan adanya standar ganda dalam definisi eksploitasi seksual.

Wacana partisipasi penuh perempuan saat ini menjadi semakin gencar. Isu ini  juga pernah didengungkan oleh Hillari Clinton beberapa waktu lalu saat ke Indonesia. Perempuan diperas baik fisik, energi maupun tubuhnya untuk mendapatkan penghargaan berupa materi. Bagi perempuan yang tak menghasilkan materi dianggap tidak berdaya dan tidak berpartisipasi dalam pembangunan. Sekalipun harus menjual tubuhnya sebagai model porno, perempuan baru dikatakan berdaya guna. Sangat jelas berbeda dengan Islam yang menghormati dan menghargai perempuan. Islam memandang perempua adalah perhiasan yang harus dijaga. Oleh karenanya Islam punya model terbaik dan bermartabat dalam memberdayakan perempuan.

Kamis, 18 Oktober 2012

Perempuan dalam Cengkraman Narkoba



Lagi, terjadi kasus tabrakan maut akibat efek narkoba. Kali ini sopir maut itu bernama Novie Amelia. Saat ditangkap, ternyata Novie yang berprofesi sebagai model majalah dewasa hanya mengenakan bikini. Novie menabrak tujuh orang termasuk polisi yang sedang bertugas. Setelah melakukan tes urine, terbukti Novie positif meminum minuman keras dan menggunakan ekstasi. Tapi menurut polisi, Novie akan sulit dijerat dengan pasal narkoba. Pada saat bersamaan, para hakim malah membebaskan sejumlah terpidana kasus narkotika dari hukuman mati. Para pengguna/pebisnis narkoba semakin ringan hukumannya, bahkan beberapa waktu lalu ada wacana melegalkan ganja.

Masyarakat semakin dekat dengan narkoba. Kalangan perempuan pun ikut mengkonsuminya. Apalagi jika perempuan itu dari kalangan artis. Sudah banyak artis perempuan yang  ikut terjerat.
Ironisnya, para hakim Mahkamah Agung justru semakin permisif terhadap persoalan narkotika. Presiden pun justru memperingan hukuman dengan memberikan grasi kepada Corby beberapa waktu yang lalu. Padahal, masalah narkotika menyangkut nasib jutaan generasi muda Indonesia. Presiden dan para hakim mengabaikan jumlah korban narkoba yang mencapai 3,8 juta jiwa serta puluhan juta orang yang berpotensi menjadi korban. Bahkan sudah banyak pakar menyebut, seperti Elly Risman, yang pernah menyatakan narkoba jauh lebih bahaya dibanding teroris.

Narkoba harusnya menjadi musuh bersama yang diberantas tuntas. Tidak ada toleransi bagi pengguna/pebisnis narkoba. Justru, seharusnya hukuman diperberat mengingat dampaknya yang berbahaya bagi generasi. Dalam Islam telah jelas bahwa menggunakan narkoba adalah haram. Hukuman bagi mereka yang menggunakan narkoba adalah ta’zir sesuai tingkat kesalahannya. Jenis sanksinya misalnya dipenjara, dicambuk, dan sebagainya. Pengguna narkoba yang baru beda hukumannya dengan pengguna narkoba yang sudah lama. Beda pula dengan pengedar narkoba, dan beda pula dengan pemilik pabrik narkoba. Ta’zir dapat sampai pada tingkatan hukuman mati.

Senin, 08 Oktober 2012

Hijabers, Trendy Atau Syar'i?



Tren busana muslimah di Indonesia semakin semarak. Terbukti dengan mulai banyaknya acara kontes kecantikan khusus muslimah. Seperti Hijab Hunt 2012 yang diselenggarakan sebuah portal berita ternama. Lalu World Muslimah Beauty 2012 yang akan dihelat 9-16 September ini di Jakarta. Pemilihan tersebut digelar bersamaan dengan pertemuan para pengusaha bisnis syariah dunia.  Tajuk pertemuan itu adalah The 3rd Muslim World Biz 2012. Pertemuan ini akan dihadiri oleh delegasi negara anggota Organisasi Konferensi Islam serta para pelaku bisnis syariah dunia pada 12-16 September di Jakarta.

Tujuan dari kontes kecantikan ialah mencari ikon dunia fashion muslimah. Tak ada beda dengan kontes kecantikan umumnya. Pemenang kontes akan menjadi model iklan produk muslimah. Tren menutup aurat dijadikan ajang bisnis industri fashion yang memang menggiurkan. Selain itu, ada penguatan opini sekaligus motto hijaber: menutup aurat tapi tetap modis dan fashionable. Dampaknya adalah sikap konsumtif dari para muslimah. Semua busana muslimah keluaran terbaru menjadi buruan. Fakta ini dikhawatirkan akan membuat makna hakiki dari menutup aurat hilang.

Tren hijab seharusnya dicermati oleh para muslimah. Jangan sampai kewajiban menutup aurat musnah digantikan hawa nafsu sesaat. Inginkan modis, tapi melupakan aturan Islam. Berburu model terbaru sama saja dengan mengumbar hawa nafsu. Yang dilupakan adalah bagaimana definisi hijab yang sesungguhnya. Berbusana bukan hanya sekedar modis. Sebagai muslimah dituntut harus tahu hukum fikihnya juga.