Pagi ini, Mamah datang
menghampiri saya yang masih malas bangun pagi. Ucapan doa dan pelukan dari
Mamah merupakan hadiah terbaik yang didapat, selain dari suami tentunya. Kemudian
beliau bercerita tentang ceramah seorang Uztad sebelum puasa. Tentang umur
manusia. Kadang manusia merasa belum siap ketika ditanya apakah sudah siap
mati. Sebagian besar akan menjawab nanti dulu Yaa Allah, saya masih belum siap
menghadapMu. Amal masih kurang banyak. Masih jauh dari kata sempurna. Uztad
tersebut menjelaskan bahwa bukan hanya banyak amal yang disukai oleh Allah. Amal
yang diterima adalah amal baik. Cukup.
Entah mengapa tema yang dibahas
oleh Mamah adalah usia. Seakan ia ingin bercerita bahwa ia siap kapan saja
Allah memanggilnya. Sunyi.
Jantung saya hampir copot ketika
Mamah berkata demikian. Kemudian saya berkata, “Jangan dong Mah”. Sambil mata
ini berkaca-kaca. Membayangkan Mamah tidak ada tuh rasanya pedih. Biasanya Mamah
memang paling takut kalau membahas kematian. Sepertinya masih lama. Namun setelah
Uztad tersebut berceramah, mata hati Mamah serasa terbuka. Bukan amal yang
banyak namun sia-sia. Amal yang baik yang diterima olehNya.
Sudahkah amal kita hari ini
menjadi amal baik? Syarat amal yang diterima ada dua. Pertama adalah harus
ikhlas hanya mengharap ridho Allah. Yang kedua adalah sesuai dengan syariat. Jadi
tidak bisa kita berlindung dibalik alasan “yang penting niatnya”. Betul memang
niat baik itu ada pahalanya. Namun caranya
juga harus sesuai dengan kaidah agama. Contohnya memberikan uang kepada
orangtua. Tidak boleh dengan cara yang menghina. Bahkan yang baik adalah
meletakkan tangan kita di bawah. Biarkan orang tua mengambil dari atas. Itulah cara
Islam benar-benar memuliakan.
Nasihat Mamah hari ini sungguh
membuat sedih. Mamah yang biasanya selalu gagah, seakan sekarang sudah layu. Beliau
berkata sudah sangat capek. Ah Mamah, maafkan anakmu kalau masih belum bisa
membalas semua perbuatan baikmu. Apalah yang saya bisa lakukan selain
menuliskan nasihat-nasihat terbaik Mamah. Supaya engkau dikenang selalu. Mah,
your the best gift i’ve ever had. Love you Mom.
Hadiah terbaik yang saya dapatkan
hari ini adalah perasaan dicintai oleh orang-orang yang kita cintai. Dari Mamah,
suami, anak, saudara, dan teman-teman terbaik. Tak terasa mata saya
berkaca-kaca. Hati saya begitu terharu.