Sabtu, 04 Juli 2015

Bukanlah Seorang Superwoman




Everywhere I'm turning
Nothing seems complete
I stand up and I'm searching
For the better part of me

I hang my head from sorrow
State of humanity
I wear it on my shoulders
Gotta find the strength in me

'Cause I am a Superwoman
Yes I am, yes she is
Still when I'm a mess, I still put on a vest
With a S on my chest
Oh yes, I'm a Superwoman

This is for all the mothers fighting
For better days to come
And all my women
All my women sitting here trying
To come home before the sun

Dulu. Suka banget sama lirik lagu ini. Jaman masih gadis. Merasa keren dengan sesuatu yang serba super. Setiap pulang kuliah pasti dengerin lagu ini.

Tapi.

Setelah menjadi buibu dan berpikir lagi. Haha menjadi super bukanlah suatu harapan. Naif banget deh waktu muda mah.

Menjadi ibu di rumah membuat saya banyak belajar. Tidak semua yang kamu percayai di dunia adalah benar. Semua bisa berubah.

Dulu pikiran saya:

Ibu di rumah keren. Mulia. Tanpa asisten. Semua kerjain sendiri. Hebat banget. >> Tidak semudah itu. Benar memang ibu di rumah itu mulia. Dan ibu-ibu yang hanya di rumah saja tok tanpa ada kegiatan lain, tanpa depresi, dan anak kalian menjadi berhasil saya ucapkan selamat. ANDA HEBAT!

Menjadi perempuan hebat itu harus super. Bisa segala macam keterampilan. Tampil keren. Sosialita. >> Soalnya dulu kakak saya keren banget. Pinter Bahasa Inggris, ramah, baik, banyak kenalan, gaul. Kenyataannya itu bukanlah sosok perempuan hebat. Apa masalahnya menjadi tidak hebat. Apa masalahnya menjadi tidak super dan serba bisa.

Menjadi ibu membuat saya belajar. Apa masalahnya menjadi tidak super menjadi tidak serba bisa. Apa masalahnya? Apa saya tidak boleh menjadi MANUSIA BIASA. Dengan segala kekurangan yang ada. Dengan segala khilaf yang pernah saya lakukan. Apa ada manusia yang sempurna dan tidak pernah salah?

Kenapa kita dituntut menjadi hebat dan super? Siapa yang menuntut? Yang kadang menuntut ternyata adalah diri sendiri akibat terpengaruh orang. Memang tidak baik kita menunjuk muka orang lain atas kesalahan diri kita sendiri. Introspeksi diri. Yang lebih penting adalah menjadi diri sendiri. Bukan menjadi harapan-harapan orang lain. Capek bener kalau mengikuti kemauan orang lain. 

Bagaimana supaya kita menjadi diri sendiri? Dengan memikirkan tujuan hidup kita. Bukan apa kata orang. Dengan sungguh-sungguh memikirkan kenapa sih kita lahir di dunia? Buat apa hidup?
Jadi tulisan selanjutnya adalah tentang tujuan hidup yah.

NB ( nambah)

Everywhere I'm turning (di setiap tempat aku berbelok)
Nothing seems complete (tidak ada yang sempurna)
I stand up and I'm searching (aku berjuang dan aku mencari)
For the better part of me (untuk bagian terbaik dalam diriku)

I hang my head from sorrow (aku menggantungkan kepalaku dari kesedihan)
State of humanity ( keadaan dari kemanusiaan)
I wear it on my shoulders (ku pakai di bahuku)
Gotta find the strength in me (harus cari kekuatan dalam diriku)

'Cause I am a Superwoman (karna aku adalah perempuan super)
Yes I am, yes she is (ya itu aku, ya itu dia)
Still when I'm a mess, I still put on a vest (tetap saat aku masih kacau, kupakai di rompi)
With a S on my chest (dengan lambang S di dada)
Oh yes, I'm a Superwoman (ya aku adalah perempuan super)

This is for all the mothers fighting (ini adalah untuk ibu-ibu yang berjuang)
For better days to come (akan kedatangan hari-hari yang lebih baik)
And all my women (dan untuk semua perempuanku)
All my women sitting here trying (semua perempuanku yang kini tengah mencoba)
To come home before the sun (untuk pulang ke rumah sebelum matahari mucul)



And you know what I’m (NOT) a superwoman