Sabtu, 08 Agustus 2015

Mendadak Melayu



Betul..betul..betul..

Alaaa bolehlah boleh.

Ishh issh tak nak.. tak nak..

Seronoknya... Comelnya..

Tetiba anak saya Sofi, jadi berbahasa Melayu. Wajar sih karena setiap hari saat liburan sekolah mulai dari pagi, siang dan sore selalu menonton acara UPIN IPIN. Hal ini tidak hanya dialami oleh saya saja. Ibu-ibu dari teman satu sekolah juga merasakannya. Anaknya jadi fasih bahasa Malay.

Bagi yang belum mengetahui siapa itu Upin Ipin inilah sedikit gambaran tentangnya.
Upin Ipin adalah film animasi untuk anak-anak yang berbahasa Malaysia. Ipin dan Upin adalah tokoh utamanya. Keduanya adalah saudara kembar yang sudah tidak punya ibu dan bapak. Keduanya dibesarkan oleh Opa (nenek) dan Kak Ros (kakak perempuan tertua). Mereka tinggal di Kampung Durian Runtuh setelah kedua orangtuanya meninggal. Ipin dan Upin ini bersekolah di Tadika (Taman Pendidikan Anak/TK) Mesra. Mereka memiliki teman-teman seperti Mei Mei yang cerdas, Jarjit yang suka berpantun, Ehsan yang suka makan, Fizi yang suka mengejek, Mail yang suka berjualan. Ada pula karakter Tok Dalang, Uncle Muthu, Uncle Ah Tong, Abang Saleh, Cikgu Melati, Cikgu Jasmin, dan Cikgu Besar.

Pertama kali saya menonton film Upin Ipin ini justru sebelum menikah dan punya anak. Saya mendapatkannya dari teman. Mereka mengunduh videonya di Youtube. Saya lupa tahun berapa namun dari hasil pencarian di google.com, cerita Upin Ipin ini pertama kali keluar tahun 2007. Tujuan dibuatnya film ini adalah untuk mendidik anak mengenai arti dan pentingnya Bulan Suci Ramadhan. Berkat sambutan yang bagus dari masyarakat maka dibuatlah serialnya.

Karena berhasil menarik minat penonton maka film Upin Ipin ini dinobatkan Malaysia Book of Records sebagai Animasi Paling Terkenal Tahun 2011. Bahkan film ini sempat menjadi seri terbaik kedua setelah Doraemon tahun 2008. Melihat keberhasilan seri Doraemon yang menampilkan budaya lokal namun tetap menjadi kartun favorit anak, pendirinya percaya Upin Ipin justru akan memunculkan minat dari penonton internasional. Dan benar saja popularitas perusahaan Les Copaque menjadi terkenal gara-gara Upin Ipin.

Pertama kali menonton film ini Upin Ipin saya sangat menyukainya. Mengalahkan film kartun favorit saya semasa kecil, Doraemon dan Sailormoon. Cerita yang sederhana dibalut pesan-pesan Islami membuat Upin Ipin menjadi serial kartun anak yang khas. Episode yang paling saya suka adalah Mainan Baru. Episode ini mengisahkan Upin Ipin yang hendak membeli mobil-mobilan baru. Tidak seperti Ehsan yang bisa mendapat mobil karena pemberian ayahnya, Upin Ipin harus membantu Opah dulu untuk memilikinya. Menyenangkan bagaimana hanya menonton ini saja tugas saya sebagai Ibu bisa diringankan. Episode ini mendidik anak-anak untuk belajar berusaha jika menginginkan mainan.

Selain itu episode Bila Besar Nanti mendidik agar anak memiliki cita-cita yang unik. Karakter Fizi bercita-cita untuk menjadi petugas kebersihan. Lucu dan unik. Hampir sebagian besar orangtua di Indonesia menginginkan anaknya berprofesi sebagai dokter. Jadi menurut saya suatu hal yang bagus jika anak-anak diajarkan bahwa ada profesi lain dan dunia juga membutuhkan itu. Tidak mungkin kan semua orang menjadi dokter. Kita perlu tenaga kebersihan yang ahli supaya lingkungan menjadi bersih.

Upin Ipin menjadi tontonan yang bisa dinikmati bersama sekeluarga. Bahkan suami pun menonton film ini dan berpendapat positif. Menurutnya episode Kuburan mengajarkan hal positif pada anak bahwa tidak perlu takut untuk mengunjungi kuburan. Musim perdananya memang ditujukan untuk mengajarkan tentang pentingnya ramadhan dan bagaimana berhari raya. Saya sangat menyukai musim awalnya karena nuansa Islaminya lebih kental, orisinil dan khas. Bahkan pada musim perdana tahun 2007 episode Dah Raya terlihat dekorasi dalam rumah Upin Ipin bergambar bendera Rasulullah, Ar-raya. Apakah Upin Ipin bagian dari ISIS? (XD hihi abaikan).



Sayang pada tahun 2013 berkat kepopulerannya yang terus meningkat, akhirnya UNICEF memilih Upin Ipin sebagai duta UNICEF. Setelah ada campur tangan UNICEF, cerita Upin Ipin menjadi lebih pluralis dan mulai jauh dari ajaran-ajaran Islami. Terlihat dari episode Warna-warni yang menceritakan tentang asal mula pelangi. Ceritanya mulai tidak jelas. Seperti yang kita tau bahwa warna pelangi adalah warna kampanye kaum LGBT. Mudah-mudahan bukan dalam rangka mengkampanyekan hal tersebut.

Walaupun begitu Upin Ipin adalah serial kartun terbaik menurut saya. Langsung saja tonton dan nikmati kelucuan Upin dan Ipin. Selamat menonton. ^_________^


Tidak ada komentar: