Rabu, 05 Mei 2021

Dua Kejahatan Tak Membuat Jadi Benar

 

Oleh : Wendy Lastwati

Il male è grande e vasto. Kejahatan itu agung dan luas. Kalimat pamungkas ini seolah mengunci keseluruhan ending cerita Vincenzo. Sebagian besar komentar penonton merasakan betapa kerennya kalimat itu. Ehmmm agak ngeri ya buat saya.

Mungkin kalau di cerita drama, Vincenzo ini okelah bisa dikasi nilai 9/10. Skenarionya well scripted, akting pemain bagus, sutradaranya ok banget ngarahin  sinematografinya. Tapi untuk ide cerita dan opininya nanti dulu.

Setelah kemarin heboh tema perselingkuhan di drama Korea. Sekarang tema yang ngetren di Korea adalah tema membalas kejahatan dengan kejahatan. Contohnya Vincenzo ini. Drama ini bercerita tentang mafia yang balas dendam. Ada juga tema dark hero lain seperti Taxi Driver. Bercerita tentang jasa pembalasan dendam kepada orang jahat, Taxi Driver juga mendapat sambutan baik dari penonton Korea.

Menariknya kasus-kasus yang ditangani di Taxi Driver yang diangkat dari kasus nyata di Korea. Sambutan masyarakat Korea tuh antusias banget. Seolah masyarakat dipuaskan akibat ketidakadilan di dunia nyata. Jujur aja emang puas lihat episode terbarunya. Kang supir taksi sampai meluluhlantakkan pusat data situs porno. Puas. Ga salah kalau ratingnya bagus.

Emang tema gini tuh tema baru, masih fresh di drama Korea. Para penulis skenario dan produser pinter ya menangkap kegelisahan masyarakat dalam sistem kapitalisme ini. Seolah tahu masyarakat ga berdaya menghadapi hukum manusia yang bisa seenaknya dibuat karna uang. Masyarakat bingung mau mengadu ke siapa. Jadi ditangkaplah ide itu dalam sebuah cerita drama.

Karna tema ini ngetren, saya jadi terpikir apa saking frustasinya masyakarat dengan ketimpangan hukum di dunia nyata, seolah kita sudah cukup puas menikmati pembalasan dendam dalam film. Apalagi dalam film, penjahatnya dibuat tak berdaya. Jadi terpikir apa engga ada cara lain untuk mengadili kejahatan di sistem Kapitalis ini dengan adil. Haruskah kita membalas kejahatan dengan kejahatan?

Sebagus-bagusnya cerita film kita harus bisa bedakan dengan kenyataan. Mana yang baik mana yang buruk. Kalau ada orang beneran semacam Vincenzo, Robinhood, Kang Supir Taksi, orang kayak gini juga tetep salah.

Dalam wawancara terbarunya, aktor Song Joong Ki pun kagum kepada chakkanim Park Jae Bum. Song mengatakan dia bisa merasakan kemarahan yang terpendam penulis pada keadaan yang terjadi di masyarakat. Bahkan sebenarnya Song sedih karena tokohnya itu adalah penjahat tapi malah diapresiasi. Ah I couldn't agree more. Emang pinter ini orang ya. Hehe.

Walaupun pada kenyataan kita melihat ketidakadilan yang terpampang nyata seperti kasus pelajar yang membunuh pembegal, kasus KM 40 Tol Cikampek, kasus pembubaran sepihak ormas dibandingkan dengan kasus-kasus koruptor. Kita ga boleh membalas kejahatan dengan kejahatan. Two wrong don't make a right.

Seorang muslim yakin dengan pemahamannya bahwa dunia diciptakan oleh Allah. Sang Pencipta juga membawa peraturan (syariat) untuk ditaati oleh manusia. Hukum-hukum yang terkandung dalam Alquran dan hadist dibuat untuk kesejahteraan manusia. Karna Allah yang paling tahu karakter manusia. Maka manusia itu ga membuat peraturan sendiri berdasarkan hawa nafsunya. Dia hanya akan taat pada perintah Allah. Seorang muslim ga akan bertanya kenapa sih pakai qishah. Dia akan memakai akalnya untuk memahami mengapa Allah membuat aturan demikian. Jadi ga ada istilahnya kejahatan dibalas kejahatan. Karena memaafkan lebih baik. Namun Allah telah menerapkan sejumlah hukum agar urusan sesama manusia adil satu sama lain. Maka itu pentingnya kita berdakwah terus tentang Islam. Tentang kebaikan.