Identitas
Buku
Judul : Dasar-Dasar Mendidik Anak; Usia 1-10 Tahun
Pengarang : Najah as-Sabatin
Penerjemah : Yahya Abdurrahman
Editor : Abu Faqih Abdurrahman
Cetakan : Pertama, Maret 2013
Penerbit : Al Azhar Freshzone Publishing
Tebal : 156 hlm.
Resensi:
Anak adalah amanah dari Allah SWT. Saya memulai resensi buku ini persis seperti
kalimat pembuka dari penerbit. Mengapa? Karena hampir sebagian orangtua (terutama
yang Muslim) sering lupa menyadari bahwa anaknya bukanlah miliknya pribadi. Yang
bisa disuruh, diperlakukan kasar, bahkan dianiaya sedemikian rupa atau paling
parah ditelantarkan. Anak adalah titipan dari Allah yang akan dimintai
pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Apakah kita sudah memperlakukan anak
dengan baik? Mengajarinya dengan baik?
Anak itu bukanlah robot, bisa diprogram untuk menjadi baik. Ibu
paling baik, yang juga mengajarkan kebaikan, akan mendapati anaknya bisa
melakukan hal-hal buruk di luar kebiasaan orang tua. Karena anak juga manusia. Mereka
dibekali akal oleh Allah. Sama seperti orangtua, anak berpikir dan kemudian
mengembangkannya. Kadang orangtua merasa anaknya nakal. Padahal anak hanya
sedang berpikir. Melakukan percobaan, memprosesnya kemudian menentukan
kesimpulan. Pada proses ini seharusnya orangtua yang menyadari kalau anaknya
bukanlah seorang robot.
Dalam buku ini banyak hal yang bisa dipelajari. Bahkan sebenarnya
saya belum tamat membacanya. Karena saat membaca buku ini justru ketika sedang
ada masalah. Buku ini seperti tidak ada habisnya. Tidak cukup sekali
membacanya.
Dari sekian banyak buku parenting, buku ini sangat bagus
karena tidak memuat tips-tips saja. Dalam mendidik anak, orangtua memerlukan
buku panduan bagaimana mendidik anak sehingga menjadi anak shalih. Itulah maka
judulnya Dasar-dasar Mendidik Anak. Kalau hanya berupa tips saja kadang tidak
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Dengan mengetahui dasarnya, orangtua bisa mengimprovisasikan teori sesuai
dengan keadaanya.
Pengarangnya memulai pendahuluan dengan hadist populer, “Setiap
anak dilahirkan atas fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan dia
seorang Yahudi, Nashrani atau Majusi”. Maksudnya adalah peran orangtua sangat
besar dalam pembentukan tingkah laku anak.
Dasar yang pertama dalam mendidik anak adalah Kesepakatan Kedua Orang Tua Dalam Menentukan
Tingkah Laku Yang Baik Dan Tingkah Laku Yang Buruk. Perbedaan standar
tingkah laku baik dan buruk bisa jadi sumber masalah dalam suatu keluarga. Untuk
itu kedua orangtua perlu bersepakat apa saja tingkah laku yang baik mana yang
buruk. Orangtua harus kompak. Perbedaan standar dapat menimbulkan kepribadian
ganda pada anak.
Kisah yang paling saya suka adalah pada dasar bagian kedua, Berbuat Baiklah Kepada Anakmu Agar Anakmu Berbakti
Kepadamu. Selama ini kita selalu mengenal kisah Malin Kundang si Anak
Durhaka. Tapi pernahkah Anda mendengar kisah orangtua yang durhaka?
“Engkau datang
mengadukan kedurhakaan anakmu, sedangkan engkau telah mendurhakainya sebelum ia
mendurhakaimu, dan engkau telah berbuat buruk kepadanya sebelum ia berbuat
buruk kepadamu?” –Umar bin Khattab-
Masih ada dua dasar mendidik anak lagi. Tertarik membacanya?
Langsung saja ke penerbit @AlAzhar Fresh Zone.
3 komentar:
Editing tulisannya bagus gak teh? Biasanya terbitan Al-Azhar banyak typonya dan terjemahannya kurang mantep.
Bagus kok. Cuma kadang yah bukan Bahasa Populer orang Indonesia. Jadi agak-agak berat.
Posting Komentar